Kamis, 29 Desember 2016

"tus"


“tus"
ini cerita sedih, 

“tus”
terlalu menyedihkan, malah membutakan,

“tus”
Aku lupa, mengapa, sejak kapan, darimana dan kepada siapa Aku memeluk
Namun kamu pasti diam 
Karena memang begitu katamu pada setiap tanya yang bergeming,

“tus”
Satu 
Kurelakan tembok itu hilang dalam abu
Dua
Kubiarkan saja terbuka untuk hadirmu
Tiga
Kuratapi lagi jalan beku yang dingin membisu
Empat
Nyata kau tak ada,

“tus”
Kupinta memang tak ada
Seringnya hanya lelah saja
Ingin umpat sana sini
Yang tersisa hanya,

“tus”



Untuk apa aku bertanya lagi, 
Aku juga ingin bahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar